Thursday, June 13, 2013

Penderita Kusta Di Karantina Hampir Seabad di Sebuah Desa Di China

Feng Xing
Para penderita kusta yang tersisa di sebuah desa di China
Statistik penderita kusta di Indonesia menduduki posisi ketiga di dunia. Jumlah penderita kusta di Indonesia mencapai 20.023 jiwa pada tahun 2011. Indonesia masing tinggi dan berada di peringkat ketiga setelah India dan Brasil. Di antara 20.032 penderita kusta, 10,11 persennya atau sekitar 2.025 jiwa mengalami kecacatan. Dan penderita kusta paling banyak di Pulau Jawa yang mencapai 12.000 jiwa. Disadur dari merdeka.com. Kamis, 14 Februari 2013 02:31:00

Di China para penderita kusta di karantina di sebuah desa sehingga menjadi koloni pertapa hampir seeabad, mereka mendapat pengusiran dari mayarakat, karena banyak percaya bahwa mereka dikutuk. 

Di salah satu Desa di Provinsi Yunnan, China, telah mengkarantina sekitar 80 warga penderita kusta yang di usir oleh masyarakat, tapi sebagian besar sudah meninggal di sini, tanpa melihat keluarga mereka dan bahkan tidak akan pernah lagi bertemu keluargannya bila telah sembuh. Sekarang di desa ini hanya tersisa tujuh orang.

Dalam foto diatas tampak Feng Xing, 73 tahun sedang merokok sebatang rokok di sebuah rumah karantina di Desa itu. Dia terakhir kali melihat keluarganya ketika ia dikirim ke sini untuk karantina pada tahun 1953, pada usia 13 tahun.

Selama berabad-abad, banyak masyarakat Desa mengganggap penyakit kusta sebagai kutukan atau hukuman dari para dewa. Orang-orang begitu takut dengan penyakit ini, banyak yang sebenarnya tidak pernah sakit kusta dan penyakit kulit lainnya juga telah dikirim ke koloni tersebut. Namun, penelitian pada abad ke-20 telah menunjukkan bahwa pada kenyataannya, sangat sulit bahwa kusta dapat menular dan bahwa 95% dari populasi dunia memiliki kekebalan terjangkit penyakit kusta. 

Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa pada tahun 1995, antara dua atau tiga juta orang menjadi cacat karena kusta. Selama 20 tahun terakhir, hampir 15 juta orang telah sembuh dari penyakit kusta di seluruh dunia.

0 comments:

Post a Comment