Semua impian kita dapat menjadi nyata,

jika kita memiliki keberanian untuk mengejarnya.

Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki,

anda harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah anda lakukan.

Kehidupan itu ibarat naik sepeda,

anda tidak akan jatuh kecuali anda berencana untuk berhenti mengayuhnya.

Pikiran kita ibarat parasut,

hanya berfungsi ketika terbuka.

Sukses adalah sebuah perjalanan,

bukan tujuan akhir.

Friday, June 4, 2010

Kode dan Symbol Obat

kapukonline.com | Up-date Kode dan Symbol Obat - MAKALAH KEPERAWATAN

Untuk mendapatkan leaflet “OBAT” yang siap cetak, silahkan sobat-sobat download Kode dan Simbol Obat

OBAT

Adalah suatu bahan / campuran bahan yang dapat digunakan untuk mendiagnosis, mencegah, menghilangkan dan menyembuhkan suatu penyakit

DIMAKANAKAH ANDA DAPAT MEMPEROLEH OBAT?

Obat dapat anda peroleh lewat jalur distribusi obat yaitu:

  1. Apotek
    Ditempat ini dapat diperoleh segala bentuk obat, baik obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, psikotropika serta narkotika dengan resep dokter
  2. Instalasi Farmasi/Apotek Rumah Sakit
    Ditempat ini anda dapat memperoleh bentuk obat bebas terbatas tanpa resep dokter; obat keras, psikotropika serta narkotika atas dasar resep dokter
  3. Toko Obat Berijin
    Tempat ini hanya diijinkan menjual obat bebas terbatas, tidak diijinkan melayani resep dokter
  4. Warung
    Tempat ini hanya boleh melayani pembelian obat bebas.

KODE dan SIMBOL OBAT

Obat Bebas

Symbol: Kode dan Symbol Obat Bebas

Yaitu golongan obat yang dalam penggunaannya tidak membahayakan, biasanya berisi vitamin dan semacamnya. Obat ini dapat dibeli atau artinya boleh dijual tanpa resep dokter. Obat bebas dalam peredarannya mempunyai tanda khusus yaitu warna hijau didalam lingkaran warna hitam

Obat Bebas Terbatas

Symbol: Kode dan Symbol Obat Bebas Terbatas

Dikatakan terbatas karena ada batasan jumlah dan kadar isinya yang perlu diperhatikan. Biasanya ada tanda “P” (Perhatian..!!) dalam labelnya.

Contohnya:/p>

  1. P.No.1.: Awas! Obat Keras.
    Bacalah Aturan Pemakaiannya!
  2. P.No.2.: Awas! Obat Keras.
    Hanya untuk bagian luar dari badan!

Untuk membelinya diperbolehkan tanpa resep dokter. Obat bebas terbatas ditandai dengan warna biru didalam lingkaran warna hitam

Obat Keras

Symbol : Kode dan Symbol Obat Keras

Merupakan obat yang berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya dan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematian. Oleh sebab itu, penggunaanya harus dibawah pengawasan dokter. Obat keras dalam peredarannya ditandai dengan huruf K dengan latar belakang warna merah di dalam lingkaran warna hitam.

Psikotropika dan Narkotika

Obat ini sama denga narkoba, yang kita kenal dapat menimbulkan ketagihan. Karena itu, obat ini dari pembuatannya sampai pemakaiannya diawasi dengan ketat oleh pemerintah dan hanya boleh diserahkan oleh Apotek atas dasar resep dokter. Tiap bulan Apotek wajib melaporkan pembelian dan pemakaiannya kepada pemerintah

APA YANG SEBAIKNYA ANDA PERHATIKAN SEBELUM MINUM OBAT…???

  1. Periksa kembali:
    Apakah nama dalam etiket sudah benar dan obat dalam keadaan baik / tidak rusak, Caranya:
    1. Baca lagi apakah nama dalam etiket obat anda benar
    2. Perhatikan apakah kemasan masih bagus, obat tidak rusak / berubah warna/bau, dan lihat tanggal kadaluarsanya
  2. Perhatikan Cara Pakai
    1. Apakah obat digunakan dengan cara diminum atau dimakan? (ditandai dengan etiket putih dari apotek)
    2. Apakah obat digunakan untuk pemakaian luar? (ditandai dengan etiket biru dari apotek)
  3. Perhatikan Aturan Pakai
    Berapa kali/berapa jumlah obat diminum atau digunakan dalam sehari, Misalnya:
    1. Sehari : 3 × 1 tablet
    2. Sehari : 3 × 2 tablet
    3. Sehari : 1 × 1 tablet
  4. Peraturan Khusus
    Obat diminum sebelum, selama atau sesudah makan. Sebelum makan berarti ½ - 2 jam sebelum makan. Selama makan berarti bersama makan atau ditengah-tengah saat makan. Sesudah makan berarti ¼ jam setelah makan

Untuk mendapatkan leaflet “OBAT” diatas yang siap cetak, silahkan sobat-sobat download Kode dan Simbol Obat

kode obat | symbol Obat | warna obat | gambar obat | obat keras | obat bebas | obat bebas terbatas | etiket obat | aturan pakai | aturan minum

Thursday, June 3, 2010

Contoh Pidato Sambutan Wakil Wisudawan Keperawatan

kapukonline.com | Up-date Contoh Pidato Sambutan Wakil Wisudawan Keperawatan - MAKALAH KEPERAWATAN

Staf dan Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta
Staf dan Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta


SAMBUTAN WAKIL WISUDAWAN AKPER PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Disampaikan pada :
Upacara Wisuda Reguler dan Program Khusus
Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Tahun 2009
Gedung Bathari: Sabtu, 21 Syawal1430 H / 10 Oktober 2009

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Alhamdulillah, Alhamdulillah hirobbil’alamin, Wabihi nasta’inu ‘ala umuriddun-ya Waddin
Asyhadu alla ilaaha ilalloh, wa Asyhadu anna Muhammad dan abduhu wa rosulillah.
Amma Ba’du..

  1. Yang terhormat, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta
  2. Yang kami hormati, Badan Pelaksana Harian (BPH) AKPER PKU Muhammadiyah Surakarta beserta jajarannya
  3. Yang kami hormati, Direktur AKPER PKU Muhammadiyah Surakarta beserta jajarannya
  4. Yang kami hormati, Staf Dosen, Karyawan dan seluruh Civitas Akademika AKPER PKU Muhammadiyah Surakarta
  5. Yang kami hormati pula, seluruh tamu undangan , dan para Orang Tua Wali Wisudawan
  6. Serta rekan-rekan Wisudawan yang berbahagia.

Alhamdulillahhirobbil ‘alamin, Puji Syukur, kita panjatkan ke hadirat Alloh SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya kepada kita, sehingga pada hari ini, kita masih diberikan kesempatan , untuk bersilaturorahmi, dalam rangka mengikuti acara Wisuda Program Reguler dan Program Khusus Diploma III Keperawatan, AKPER PKU Muhammadiyah Surakarta, periode XIV.

Hadirin yang berbahagia,

Tak terasa waktu bergulir begitu cepat, selama kami menempuh proses pendidikan di AKPER PKU Muhammadiyah Surakarta, kebersamaan, pengalaman yang begitu berharga, dan kenangan yang manis maupun yang pahit kita rasakan bersama. Walaupun begitu, itu semua adalah perjalanan hidup yang harus dilalui. Maka pada kesempatan kali ini, saya mewakili rekan-rekan mahasiswa, ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada Direktur AKPER PPKU Muhammadiyah Surakarta beserta Staf Dosen, dan segenap Civitas Akademika, yang telah membantu dan membimbing kami, sehingga dapat menyelesaikan studi di AKPER PPKU Muhammadiyah Surakarta. Semoga, semua yang telah kami peroleh, akan bermanfaat dan menjadikan kami lebih baik.

Kami ucapkan terima kasih pula, kepada Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, yang telah memberikan ijin kepada kami, khususnya Program Khusus, untuk meningkatkan jenjang pendidikan kami dan teman-teman seprofesi, di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, yang telah mendukung kami dengan sabar, mendidik dan memberikan fasilitas, serta memberikan kesempatan pada kami, dalam rangka praktek klinik dan lapangan, sebagai sarana yang sangat efektif bagi kami, untuk mengenal dunia kerja secara nyata. Serta membekali kami, dengan kemampuan untuk bersaing di dunia kerja penuh tantangan, di era globalisasi yang tidak mengenal batas, ruang dan waktu.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih pula, kepada Dosen Pembimbing Tugas Akhir, yang telah memberikan bantuan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Tugas akhir yang merupakan salah satu syarat kelulusan pada Program Diploma III di Akademi Keperawatan PKU Muhammadiyah Surakarta, menjadi representasi dari hasil proses belajara selam 6 semester bagi reguler, dan 4 semester bagi program khusus di Akademi Keperawatan PKU Muhammadiyah Surakarta

Tidak lupa, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua, suami/istri, anak-anak kami, yang telah memberikan dorongan motivasi, baik secara moril maupun materiil, hingga kami dapat menyelesaikan studi di AKPER PKU Muhammadiyah Surakarta

Hadirin yang berbahagia,

Pada kesempatan ini pula, saya mewakili rekan-rekan Wisudawan, ingin memohon maaf kepada keluarga besar AKPER PKU Muhammadiyah Surakarta dan pihak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, beserta lahan praktek lainnya, atas segala ucapan, sika dan perbuatan kami, selama menjalani proses pendidikan dan praktek klinik. Kami tidak dapat membalas budi baik Bpak/Ibu. Yang dapat kami lakukan, hanyalah serangkaian do’a, semoga Alloh SWT, memberikan kekuatan dan balasan amal mulia Bapak/Ibu sekalian. Oleh karena itu, kami mohon do’a restu Bapak/Ibu sekalian, semoga apa yang kami impikan dan cita-citakan dapat terwujud. Dan semoga AKPER PKU Muhammadiyah Surakarta, semakin maju berkembang dengan pesat di masa yang akan datan. Amin........

Buat rekan-rekan seperjuangan, Wisuda bukan merupakan akhir, tapi awal perjalan kita dalam menempuh babak baru kehidupan. Karena setelah ini, kita akan memasuki dunia kerja. Dan semoga, apa yang kita dapat selama di AKPER PKU Muhammadiyah Surakarta, akan memudahkan kita memperoleh kesuksesan. Dan semoga, kebersamaan kita akan selalu terbina.

Cukup sekian, apabila di dalam penyampaian ini ada kesalahan dan kurang berkenan di hati Bapak/Ibu dan hadirin sekalian, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih.

Billahittaufiq wal hidayah

Wassalamu’alikum Wr. Wb


Bagi yang menginginkan sudah dalam bentuk Word, bisa di Download Contoh Pidato Sambutan Wakil Wisudawan Keperawatan


Contoh pidato | contoh pidato wisudawan | pidato wakil wisudawan | pidato kelulusan | pidato DIII | pidato keperawatan

Askep Asuhan Keperawatan Hepatitis

kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan Keperawatan Hepatitis - ASKEP DALAM. Postingan berkaitan erat dengan ( Baca : Askep / Asuhan Keperawatan Cherosis Hepatis dan Leaflet Hepatitis B )

TINJAUAN TEORI HEPATITIS

DEFINISI HEPATITIS

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)

ETIOLOGI HEPATITIS

  1. Virus
    Type A
    Type B
    Type C
    Type D
    Type E
    Metode transmisi Fekal-oral melalui orang lain Parenteral seksual, perinatal Parenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatal Parenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan type B Fekal-oral
    Keparah-an Tak ikterik dan asimto- matik Parah Menyebar luas, dapat berkem-bang sampai kronis Peningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut Sama dengan D
    Sumber virus Darah, feces, saliva Darah, saliva, semen, sekresi vagina Terutama melalui darah Melalui darah Darah, feces, saliva
  2. Alkohol
    Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
  3. Obat-obatan
    Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.

TANDA DAN GEJALA HEPATITIS

  1. Masa tunas
    1. Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
    2. Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari
    3. Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
  2. Fase Pre Ikterik

    Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.

  3. Fase Ikterik
    Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
  4. Fase penyembuhan
    Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.

PATOFOSIOLOGI HEPATITIS

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.

Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati.

Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

PATHWAY HEPATITIS

  1. Download Pathway Hepatitis

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK HEPATITIS

  1. Laboratorium
    1. Pemeriksaan pigmen
      1. Urobilirubin direk
      2. Bilirubun serum total
      3. Bilirubin urine
      4. Urobilinogen urine
      5. Urobilinogen feses
    2. Pemeriksaan protein
      1. Protein totel serum
      2. Albumin serum
      3. Globulin serum
      4. HbsAG
    3. Waktu protombin
      1. Respon waktu protombin terhadap vitamin K
    4. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
      1. AST atau SGOT
      2. ALT atau SGPT
      3. LDH
      4. Amonia serum
  2. Radiologi
    1. Foto rontgen abdomen
    2. Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
    3. Kolestogram dan kalangiogram
    4. Arteriografi pembuluh darah seliaka
  3. Pemeriksaan tambahan
    1. Laparoskopi
    2. Biopsi hati

KOMPLIKASI HEPATITIS

Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

PENGKAJIAN HEPATITIS

Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati

  1. Aktivitas
    1. Kelemahan
    2. Kelelahan
    3. Malaise
  2. Sirkulasi
    1. Bradikardi (Hiperbilirubin berat)
    2. Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
  3. Eliminasi
    1. Urine gelap
    2. Diare feses warna tanah liat
  4. Makanan dan Cairan
    1. Anoreksia
    2. Berat badan menurun
    3. Mual dan muntah
    4. Peningkatan oedema
    5. Asites
  5. Neurosensori
    1. Peka terhadap rangsang
    2. Cenderung tidur
    3. Letargi
    4. Asteriksis
  6. Nyeri / Kenyamanan
    1. Kram abdomen
    2. Nyeri tekan pada kuadran kanan
    3. Mialgia
    4. Atralgia
    5. Sakit kepala
    6. Gatal ( pruritus )
  7. Keamanan
    1. Demam
    2. Urtikaria
    3. Lesi makulopopuler
    4. Eritema
    5. Splenomegali
    6. Pembesaran nodus servikal posterior
  8. Seksualitas
    1. Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

DIAGNOSA KEPERAWATAN HEPATITIS

Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :

  1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
  2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
  3. Hipertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar
  4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
  5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu
  6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus

INTERVENSI KEPERAWATAN HEPATITIS

  1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
    1. Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
    2. Intervensi :
      1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
        Rasional : Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
      2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering
        Rasional : Adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya.
      3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
        Rasional : Akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan
      4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
        Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
      5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
        Rasional : Glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
  2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
    1. Hasil yang diharapkan : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik, intensitas & lokasinya dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan/menangis )
    2. Intervensi :
      1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri
        Rasional : Nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri
      2. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
        1. Akui adanya nyeri
        2. Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya

        Rasional : Klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri
      3. Berikan informasi akurat dan
        1. Jelaskan penyebab nyeri
        2. Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui

        Rasional : Klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)
      4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
        Rasional : Kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri
  3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.
    1. Hasil yang diharapkan: Tidak terjadi peningkatan suhu
    2. Intervensi :
      1. Monitor tanda vital : suhu badan
        Rasional : Sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi
      2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari
        Rasional : Dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
      3. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
        Rasional : Menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
      4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
        Rasional : Kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit
  4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
    1. Hasil yang diharapkan: Tidak terjadi keletihan fisik yang berlebihan
    2. Intervensi:
      1. Jelaskan sebab-sebab keletihan individu
        Rasional : Dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang
      2. Sarankan klien untuk tirah baring
        Rasional : Tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit
      3. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan minat-minat
        Rasional : Memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting
      4. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
        Rasional : Keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan keletihan
      5. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi)
        Rasional : Untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis
  5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu
    1. Hasil yang diharapkan : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
    2. Intervensi:
      1. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
        1. Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin)
        2. Keringkan kulit, jaringan digosok

        Rasional : Kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf
      2. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
        Rasional : Penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui vasodilatasi
      3. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk
        Rasional : Penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus
      4. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
        Rasional : Pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan
  6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
    1. Hasil yang diharapkan: Pola nafas adekuat
    2. Intervensi :
      1. Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
        Rasional : Pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau akumulasi cairan dalam abdomen
      2. Auskultasi bunyi nafas tambahan
        Rasional : Kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan
      3. Berikan posisi semi fowler
        Rasional : Memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan ukuran sekret
      4. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
        Rasional : Membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak
      5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
        Rasional : Mungkin perlu untuk mencegah hipoksia
  7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
    1. Hasil yang diharapkan: Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
    2. Intervensi:
      1. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh
        1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen
        2. Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh
        3. Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun

        Rasional : Pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis
      2. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
        Rasional : Teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan mencegah transmisi penyakit
      3. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan
        Rasional : Mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi
      4. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat
        Rasional : Rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang lain terinfeksi

DAFTAR PUSTAKA

  1. Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,EGC, Jakarta.
  2. Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis,EGC, Jakarta.
  3. Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
  4. Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit,Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
  5. Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.
  6. Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
  7. Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
  8. Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta, Salemba Medika.
  9. Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, jakarta.

Wednesday, June 2, 2010

Leaflet Hepatitis B

kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan Keperawatan Leaflet Hepatitis B - LEAFLET. Posting berkaitan erat dengan ( Baca : Askep / Asuhan Keperawatan Hepatitis dan Askep / Asuhan Keperawatan Cherosis Hepatis )

HIDUP BAHAGIA DENGAN HEPATITIS B

TENTANG HEPATITIS B

Hepatitis B merupakan salah satu jenis infeksi yang paling banyak diderita manusia, menyerang hati dan disebabkan oleh Heptitis B Virus (HBV). HBV dapat ditularkan melalui darah dan produk darah, hubungan kelamin, penggunaan jarum suntik yang tercemar HBV serta penularan dari ibu yang menderita hepatitis B kepada bayinya saat proses kelahiran.

Hepatitis cepat menyebar karena orang yang mengidap hepatitis B sering tidak menyadarinya, dan secara tidak sengaja menularkannya kepada orang lain yang kontak erat dengannya.

HEPATITIS B KRONIS

Virus hepatitis B terdapat dalam darah dan hati pengidap hepatitis B. Sebagian besar pasien berhasil sembuh sempurna. Akan tetapi, pada sebagian besar pasien (±10% orang dewasa dan 80% anak yang terinfeksi pada umur kurang dari 1 tahun), virus tidak dapat dieliminasi secara sempurna. Dalam darah dan hatinya tetap terdapat virus, meskipun kadang tanpa disertai gejala apapun. Di seluruh dunia terdapat sekitar 400 juta manusia pengidap kronik hepatitis B.

Problem pada hepatitis B kronik adalah terdapatnya kemungkinan pada sebagian penderita untuk berkembang manjadi serosis hati atau kanker hati beberapa tahun setelah terinfeksi, serta kemungkinan untuk tidak secara sengaja menularkannya kepada orang lain. Tetapi penderita diharapkan untuk tetap optimis dan dapat menjalani hidup dengan bahagia, dengan menjaga kesehatannya secara keseluruhan dan memperhatikan hal-hal berikut.

MEMAHAMI HASIL PEMERIKSAAN ANDA

Seseorang disebut mengidap hepatitis B kronis bila HbsAg tetap positif selama 6 bulan atau lebih, menandakan adanya virus dalam tubuhnya.

Derajat infeksiusitas ditentukan dengan pemeriksaan HbeAg. Bila HbeAg positif, berarti terdapat cukup banyak banyak virus yang membelah diri secara aktif dalam tubuh, menandakan pasien masih potensial menularkannya pada orang lain.

Derajat infeksi juga ditentukan oleh pemeriksaan HBV DNA. HBV DNA merupakan pemeriksaan untuk mengetahui secara pasti jumlah virus hidup dalam tubuh.

KONSULTASI RUTIN ke DOKTER

Pemeriksaan rutin sangat penting untuk memonitor fungsi hati dan perjalanan penyakit. Perubahan fungsi hati atau perjalanan penyakit sangat penting untuk dideteksi secara dini demi pilihan pengobatan berikutnya.

Jadwalkan konsultas secara teratur, misalnya 6 bulan sekali, dengan dokter spesialis penyakit dalam (internist) atau ahli penyakit hati dan saluran cerna (hepatologist/gastroenterologist). Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memantau kondisi kesehatan anda, misalnya pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah (tes fungsi hati seperti AST, ALT, alpha-feto protein dan petanda HBV) atau USG hepar.

TERAPI HEPATITIS

Pengobatan hepatitis B mengalami kemajuan pesat dengan ditemukannya obat-obat baru seperti Interferon alfa (injeksi beberapa kali seminggu) dan Lamivudine (tablet). Meskipun belum dapat menjamin pembersihan virus secara sempurna, obat-obat ini dapat mengurangi resiko progresifitas penyakit. Dengan beberapa jenis obat yang masih dalam tahap uji coba klinis, terdapat harapan besar untuk penyembuhan hepatitis B kronik secara sempurna di masa depan.

DIIT dan ALKOHOL

Alkohol, walaupun dalam jumlah kecil, berbahaya bagi penderita hepatitis B kronis, karena alkohol menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada hati yang sudah sakit. Hindari alkohol untuk mengurangi resiko progresifitas penyakit.

Konsumsilah makanan segar dan bergizi, rendah lemak, rendah kolesterol dan kaya serat, serta tidak tidak mengandung zat-zat kimia seperti pemanis, pewarna atau pengawet buatan. Kurangi makanan produk olahan pabrik, seperti makanan kaleng. Hindari makan daging setengah matang.

Meskipun tidak ada diit spesifik untuk penderita hepatitis B kronis, diketahui bahwa sayur berwarna hijau dan kuning, seperti brokoli dan kembang kol, kaya akan antioksidan sehingga baik untuk hati.

LINDUNGI ORANG-ORANG yang ANDA KASIHI

Pastikan keluarga anda mendapatkan vaksinasi hepatitits B. Tindakan vaksinasi cukup efektif untuk mencegah infeksi HBV

Hepatitis B menular melalui darah atau produk darah. Bila ada bagian tubuh yang terluka, tutup luka dengan baik. Anda tidak perlu mendonorkan darah atau organ tubuh.

Lakukan perlindungan dengan kondom bila pasangan anda belum mendapatkan imunisasi Hepatitits B

Saat menstruasi, buanglah pembalut dengan mencucinya lebih dahulu, jika perlu tuangilah dengan larutan antiseptik

Jangan menggunakan barang-barang pribadi seperti sikat gigi, pemotong kuku, anting-anting, peralatan cukur atau jarum bersama-sama, karena barang-barang tersebut potensial tercemar darah anda. Letakkan barang-barang tersebut terpisah.

Untuk membersihkan barang-barang anda yang kemungkinan tercemar darah, gunakan cairan antiseptik.

HAL-HAL KHUSUS yang HARUS DIPERHATIKAN

Untuk pengidap Hepatitis B kronis yang sedang hamil, pastikan untuk melindungi bayi anda dengan memberikan vaksinasi Hepatitits B atau HBV immunoglobulin (HBIG) segera setelah dilahirkan. Tindakan ini cukup efektif (90%) untuk mencegah penularan Hepatitits B kepada bayi anda selama proses persalinan.

Sebagian besar obat dinetralkan di hati, oleh karena itu, hindari konsumsi obat sembarangan. Sampaikan kepada dokter anda bahwa anda menderita Hepatitits B, sehingga dokter akan memberikan obat yang tidak membebani hati anda.

Berhati-hatilah mengkonsumsi produk suplemen makanan atau herbal (jamu-jamuan), karena reaksi produk tersebut pada tiap individu dapat berbeda-beda. Selalu konsultasikan pada dokter anda sebelum anda mengkonsumsinya.

Hindarkan menghirup uap cat, pengencer cat dan produk-produk pembersih karena mengandung phenol dan benzene yang berbahaya untuk hati.

BAGI ANDA yang BELUM TERKENA

Bila terdapat anggota keluarga yang menderita hepatitis B, lakukan pemeriksaan HbsAg untuk mengetahui apakah anda tertular hepatitis B atau tidak.

Bila HbsAg anda negatif, lakukan pemeriksaan anti HBs untuk mengetahui apakah anda sudah memiliki kekebalan terhadap hepatitis B atau belum. Bila kadar HBs negatif atau <10 mlU/mL, lakukan vaksinasi hepatitis B

Bila kadar anti HBs 11 – 100 mlU/mL, berarti anda telah memiliki kekebalan terhadap hepatitis B. Lkukan pemeriksaan antiHBs secara berkala sesuai anjuran

Paket Hati

  1. Pemeriksaan fisik
  2. Pemeriksaan laboratorium – Tes Fungsi Hati (SGOT, SGPT, Bilirubin, Protein Total, Albumin, Globulin, CHE, HbsAg, AFP serta HbeAg dan HBV DNA jika diperlukan)
  3. USG Hepar
  4. Pemeriksaan Anti HBs
  5. Vaksinasi Hepatitis B

Untuk mendapatkan Leaflet diatas yang siap cetak dan full animasi, Silahkan download LEAFLET HEPATITIS B

Tuesday, June 1, 2010

Askep Asuhan Keperawatan Bronkiektasis

kapukonline.com | Up-date Askep / Asuhan Keperawatan Bronkiektasis - ASKEP DALAM. Posting juga berkaitan dengan Askep Paru yang lain ( Baca : Askep / Asuhan Keperawatan Pneumonia / Bronkopneumonia dan Askep / Asuhan Keperawatan Abses Paru )

KONSEP DASAR ASKEP BRONKIEKTASIS

PENGERTIAN BRONKIEKTASIS

Bronkiektasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan muscular dinding bronkus (Soeparman & Sarwono, 1990).

Bronkiektasis berarti suatu dilatasi yang tak dapat pulih lagi dari bronchial yang disebabkan oleh episode pnemonitis berulang dan memanjang,aspirasi benda asing, atau massa (mis. Neoplasma) yang menghambat lumen bronchial dengan obstruksi (Hudak & Gallo,1997).

Bronkiektasis adalah dilatasi permanen abnormal dari salah satu atau lebih cabang-vabang bronkus yang besar (Barbara E, 1998).

KLASIFIKASI BRONKIEKTASIS

Berdasarkan atas bronkografi dan patologi bronkiektasis dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

  1. Bronkiektasis silindris
  2. Bronkiektasis fusiform
  3. Bronkiektasis kistik atau sakular.

ETIOLOGI BRONKIEKTASIS

  1. Infeksi
  2. Kelainan heriditer atau kelainan konginetal
  3. Faktor mekanis yang mempermudah timbulnya infeksi
  4. Sering penderita mempunyai riwayat pneumoni sebagai komplikasi campak, batuk rejan, atau penyakit menular lainnya semasa kanak-kanak

PATOFISIOLOGI dan PATHWAY BRONKIEKTASIS

  1. Download PATOFISIOLOGI dan PATHWAY BRONKIEKTASIS

GAMBARAN KLINIS BRONKIEKTASIS

Bronkiektasis merupakan penyakit yang sering dijumpai pada usia muda, 69 % penderita berumur kurang dari 20 tahun. Gejala dimulai sejak masa kanak-kanak, 60 % dari penderita gejalanya timbul sejak umur kurang dari 10 tahun. Gejalanya tergantung dari luas, berat, lokasi ada atau tidaknya komplikasi.

TANDA dan GEJALA

  1. Batuk yang menahun dengan sputum yang banyak terutama pada pagi hari,setelah tiduran dan berbaring.
  2. Batuk dengan sputum menyertai batuk pilek selama 1-2 minggu atau tidak ada gejala sama sekali ( Bronkiektasis ringan )
  3. Batuk yang terus menerus dengan sputum yang banyak kurang lebih 200 - 300 cc, disertai demam, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri pleura, dan lemah badan kadang-kadang sesak nafas dan sianosis, sputum sering mengandung bercak darah,dan batuk darah.
  4. Ditemukan jari-jari tabuh pada 30-50 % kasus.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK BRONKIEKTASIS

  1. Pemerisaan Laboratorium.
    1. Pemeriksaan sputum meliputi Volume sputum, warna sputum, sel-sel dan bakteri dalam sputum.
      Bila terdapat infeksi volume sputum akan meningkat, dan menjadi purulen dan mengandung lebih banyak leukosit dan bakteri. Biakan sputum dapat menghasilkan flora normal dari nasofaring, streptokokus pneumoniae, hemofilus influenza, stapilokokus aereus,klebsiela, aerobakter,proteus, pseudomonas aeroginosa. Apabila ditemukan sputum berbau busuk menunjukkan adanya infeksi kuman anaerob.
    2. Pemeriksaan darah tepi.
      Biasanya ditemukan dalam batas normal. Kadang ditemukan adanya leukositosis menunjukkan adanya supurasi yang aktif dan anemia menunjukkan adanya infeksi yang menahun.
    3. Pemeriksaan urine
      Ditemukan dalam batas normal, kadang ditemukan adanya proteinuria yang bermakna yang disebabkan oleh amiloidosis, Namun Imunoglobulin serum biasanya dalam batas normal Kadan bisa meningkat atau menurun.
  2. Pemeriksaan EKG
    EKG biasa dalam batas normal kecuali pada kasus lanjut yang sudah ada komplikasi korpulmonal atau tanda pendorongan jantung. Spirometri pada kasus ringan mungkin normal tetapi pada kasus berat ada kelainan obstruksi dengan penurunan volume ekspirasi paksa 1 menit atau penurunan kapasitas vital, biasanya disertai insufisiensi pernafasan yang dapat mengakibatkan :
    1. Ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
    2. Kenaikan perbedaan tekanan PO2 alveoli-arteri
    3. Hipoksemia
    4. Hiperkapnia
  3. Pemeriksaan tambahan untuk mengetahui faktor predisposisi dilakukan pemerisaan :
    1. Pemeriksaan imunologi
    2. Pemeriksaan spermatozoa
    3. Biopsi bronkus dan mukosa nasal( bronkopulmonal berulang).
  4. Pemeriksaan Radiologi:
    1. Foto dada PA dan Lateral
      Biasanya ditemukan corakan paru menjadi lebih kasar dan batas-batas corakan menjadi kabur, mengelompok,kadang-kadang ada gambaran sarang tawon serta gambaran kistik dan batas-batas permukaan udara cairan. Paling banyak mengenai lobus paru kiri, karena mempunyai diameter yang lebih kecil kanan dan letaknya menyilang mediastinum,segmen lingual lobus atas kiri dan lobus medius paru kanan.
    2. Pemeriksaan bronkografi
      Bronkografi tidak rutin dikerjakan namun bila ada indikasi dimana untuk mengevaluasi penderita yang akan dioperasi yaitu pendereita dengan pneumoni yang terbatas pada suatu tempat dan berulang yang tidak menunjukkan perbaikan klinis setelah mendapat pengobatan konservatif atau penderita dengan hemoptisis yang masif.
      Bronkografi dilakukan sertalah keadaan stabil,setalah pemberian antibiotik dan postural drainage yang adekuat sehingga bronkus bersih dari sekret..

PENATALAKSANAAN BRONKIEKTASIS

Tujuan pengobatan adalah memperbaiki drainage sekret dan mengobati infeksi.

Penatalaksanaan meliputi :

  1. Pemberian antibiotik dengan spekrum luas ( Ampisillin,Kotrimoksasol, atau amoksisilin ) selama 5- 7 hari pemberian
  2. Drainage postural dan latihan fisioterapi untuk pernafasan.serta batuk yang efektif untuk mengeluarkan sekret secara maksimal

Pada saat dilakukan drainage perlu diberikan bronkodilator untuk mencegah bronkospasme dan memperbaiki drainage sekret. Serta dilakukan hidrasi yang adekuat untuk mencegah sekret menjadi kental dan dilengkapi dengan alat pelembab serta nebulizer untuk melembabkan sekret.

ASUHAN KEPERAWATAN BRONKIEKTASIS.

PENGKAJIAN DATA DASAR BRONKIEKTASIS

  1. Riwayat atau adeanya faktor-faktor penunjang
    1. Merokok produk tembakau sebagai factor penyebab utama
    2. Tinggal atau bekerja daerah dengan polusi udara berat
    3. Riwayat alergi pada keluarga
    4. Ada riwayat asam pada masa anak-anak
  2. Riwayat atau adanya faktor-faktor pencetus eksaserbasi seperti :
    1. Allergen (serbuk, debu, kulit, serbuk sari atau jamur)
    2. Sress emosional
    3. Aktivitas fisik yang berlebihan
    4. Polusi udara
    5. Infeksi saluran nafas
    6. Kegagalan program pengobatan yang dianjurkan
  3. Pemeriksaan fisik berdasarkan fokus pada system pernafasan yang meliputi :
    1. Kaji frekuensi dan irama pernafasan
    2. Inpeksi warna kulit dan warna menbran mukosa
    3. Auskultasi bunyi nafas
    4. Pastikan bila pasien menggunakan otot-otot aksesori bila bernafas :
      1. Mengangkat bahu pada saat bernafas
      2. Retraksi otot-otot abdomen pada saat bernafas
      3. Pernafasan cuping hidung
    5. Kaji bila ekspansi dada simetris atau asimetris
    6. Kaji bila nyeri dada pada pernafasan
    7. Kaji batuk (apakah produktif atau nonproduktif). Bila produktif tentukan warna sputum.
    8. Tentukan bila pasien mengalami dispneu atau orthopneu
    9. Kaji tingkat kesadaran.
  4. Pemeriksaan diagnostik meliputi :
    1. Gas darah arteri (GDA) menunjukkan PaO2 rendah dan PaCO2 tinggi
    2. Sinar X dada memunjukkan peningkatan kapasitas paru dan volume cadangan
    3. Klutur sputum positif bila ada infeksi
    4. Esei imunoglobolin menunjukkan adanya peningkatan IgE serum
    5. Tes fungsi paru untuk mengetahui penyebab dispneu dan menentukan apakah fungsi abnormal paru ( obstruksi atau restriksi).
    6. Tes hemoglobolin.
    7. EKG ( peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF dan aksis vertikal.)
  5. Kaji persepsi diri pasien
  6. Kaji berat badan dan masukan rata-rata cairan dan diet.

DIAGNOSA KEPERAWATAN BRONKIEKTASIS

  1. Tak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret atau sekresi kental
  2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan kerusakan alveoli
  3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah,produksi sputum, dispneu
  4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis, malnutrisi.
  5. Ansietas berhubungan dengan takut kesulitan bernafas selama fase eksaserbasi, kurang pengetahuan tentang pengobatan yang akan dilaksanakan
  6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas

INTERVENSI KEPERAWATAN

  1. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, sekret kental.
    1. Tujuan :
      1. Mempertahakan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas.
    2. Kriteria hasil :
      1. Menujukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas( batuk yang efektif, dan mengeluarkan secret.)
    3. Rencana Tindakan :
      1. Kaji /pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi dan ekspirasi
        Rasional : Tachipneu biasanya ada pada beberapa derajat dapat ditemukan pada penerimaan atau selam stress/ proses infeksi akut. Pernafasan melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang disbanding inspirasi
      2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas
        Rasional : Derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat /tak dimanisfestasikan adanya bunyi nafas
      3. Kaji pasien untuk posisi yang nyaman,Tinggi kepala tempat tidur dan duduk pada sandaran tempat tidur
        Rasional : Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan mempergunakan gravitasi. Dan mempermudah untuk bernafas serta membantu menurunkan kelemahan otot-otot dan dapat sebagai alat ekspansi dada.
      4. Bantu latihan nafas abdomen atau bibir
        Rasional : Untuk mengatasi dan mengontrol dispneu dan menurunkan jebakan udara
      5. Observasi karakteriktik batuk dan Bantu tindakan untuk efektifan upaya batuk
        Rasional : Mengetahui keefktifan batuk
      6. Tingkatan masukan cairan samapi 3000ml/hari sesuai toleransi jantung serta berikan hangat dan masukan cairan antara sebagai penganti makan
        Rasional : Hidrasi membantu menurunkan kekentalan secret,mempermudah pengeluaran.cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan antara makan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekana diafragma.
      7. Berikan obat sesuai indikasi
        Rasional : Mempercepat proses penyembuhan
  2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen dan kerusakan alveoli
    1. Tujuan :
      1. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan.
    2. Kriteria :
      1. GDA dalam batas normal, warna kulit membaik, frekuensi nafas 12- 24x/mt,bunyi nafas bersih, tidak ada batuk,frekuensi nadi 60-100x/mt,tidak dispneu.
    3. Rencana Tindakan :
      1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan serta catat penggunaan otot aksesori
        Rasional : Untuk mengevaluasi derajat distress pernafsan/ kronisnya suatu penyakit
      2. Tingikan kepala tempat tidur dan Bantu untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas .Kaji / awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa
        Rasional : Suplai oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas.
      3. Dorong untuk pengeluaran sputum/ penghisapan bila ada indikasi
        Rasional : Sputum menganggu proses pertukaran gas serta penghisapan dilakukan bila batuk tidak efektif
      4. Awasi tingkat kesadaran / status mental
        Rasional : Manisfestasi umum dari hipoksia
      5. Awasi tanda vital dan status jantung
        Rasional : Perubahan tekanan darah menunjukkan efek hipoksia sistemik pada fungsi jantung
      6. Berikan oksigen tambahan dan pertahankan ventilasi mekanik dan Bantu intubasi
        Rasional : Dapat memperbaiki atau mencegah terjadinya hipoksia dan kegagalan nafas serta tindakan untuk penyelamatan hidup.
  3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah,produksi sputum, dispneu
    1. Tujuan :
      1. Peningkatan dalam status nutrisi dan berta badan pasien
    2. Kriteria hasil :
      1. Pasien tidak mengalami kehilangan berat badan lebih lanjut atau mempertahankan berat badan.
    3. Rencana tindakan :
      1. Pantau masukan dan keluaran tiap 8 jam, jumlah makanan yang dikonsumsi serta timbang berta badan tiap minggu
        Rasional : Untuk mengidentifikasi adanya kemajuan atau penyimpangan dari yang diharapkan
      2. Ciptakan suasana yang menyenangkan ,lingkungan yang bebas dari bau selama waktu makan
        Rasional : Suasana dan lingkungan yang tak sedap selama waktu makan dapat meyebakan anoreksia
      3. Rujuk pasien ke ahli diet untuk memantau merencanakan makanan yang akan dikonsumsi
        Rasional : Dapat membantu pasien dalam merencanakan makan dengan gisi yang sesuai
      4. Dorong klien untuk minum minimal 3 liter cairan perhari, jika tidak mendapat infus
        Rasional : Untuk mengatasi dehidrasi pada pasien
  4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan proses penyakit kronis, malnutrisi.
    1. Tujuan :
      1. Tidak terjadi/ adanya gejala –gejala infeksi
    2. Kriteria hasil :
      1. Tidak terjadi infeksi suhu tbuh berkisar 36-37 0c,Sel darah putih 5.000-10.000/mm3.batuk produktif tidak ada.
    3. Rencana intervensi :
      1. Pantau suhu pasien tiap 4 jam, hasil kultur sputum dan hasil pemeriksaan leokusit serta warna dan konsistensi sputum
        Rasional : Untuk mengidentifikasi kemajuan yang dapat dicapai dan penyimpangan dari sasaran yang diharapkan ( infeksi yang mungkin terjadi ).
      2. Lakukan pemeriksaan sputum untuk pemeriksaan kultur
        Rasional : Dapat membantu menegakkan diagnosa infeksi saluran nafas dan mengidentifikasi kuman penyebabnya.
      3. Berikan nutrisi yan adekuat
        Rasional : Malnutrisi dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tahan terhadap infeksi
      4. Berikan antibiotik sesuai anjuran dan evaluasi keefektifannya
        Rasional : Sebagai pencegahan dan pengobatan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan
  5. Ansietas berhubungan dengan takut kesulitan bernafas selama fase eksaserbasi, kurang pengetahuan tentang pengobatan yang akan dilaksanakan.
    1. Tujuan :
      1. Hilangnya ansietas
    2. Kriteria hasil :
      1. Ekspresi wajah rileks, frekuensi nafas antara 12-24 x/mt,frekuensi nadi 60-100x/mt.
    3. Intervensi Keperawatan :
      1. Selama periode distress pernafasan akut :
        1. Batasi jumlah dan frekuensi pengunjung
        2. Mulai berikan oksigen lewat kanula sebanyak 2 ltr/mt
        3. Demontrasikan untuk kontrol pernafasan
        4. Ijinkan seseorang untuk menemani pasien
        5. Pertahankan posisi fowler dengan posisi lengan menopang

        Rasional : Membantu pasien untuk mengontrol keadaannya dengan meningkatkan relaksasi dan meningkatkan jumlah udara yang masuk paru-paru
      2. Hindari pemberian informasi dan instruksi yang bertele-tele/sederhana mungkin ketika pasien mengalami distress dan lakukan pendekatan dengan pasien secara tenang dan menyakinkan
        Rasional : Pasien dapat menerima sedikit informasi dalam keadaan gelisah dan terlalu banyak informasi dapat meningkatkan ansietas dan memberitauhkan apa yang diharpkan makakan dapat membantu penurunan ansietas
      3. Gunakan obat sedatif sesui dengan yang diresepkan
        Rasional :Obat penenang dapat mengontrol tingkat ansietasnya
  6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas
    1. Tujuan :
      1. Klien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
    2. Kriteria hasil :
      1. Menurunnya keluhan tentang napas pendek dan lemah dalam melaksanakan aktivitas
    3. Rencana Tindakan:
      1. Pantau nadi dan frekuensi nafas sebelum dan sesudah aktivitas
        Rasional : Mengidentifikasi kemabali penyimpangan tujuan yang diharapkan
      2. Berikan bantuan dalam melaksanakan aktivitas sesuai yang diperlukan dan dilakukan secara bertahap
        Rasional : Dapat mengurangi pengunaan energi yang berlebihan
      3. Anjurkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dengan makanan yang mudah dikunyah
        Rasional : Makanan dalam porsi besar sasah dikunyah dan memerlukan banyak energi

DAFTAR PUSTAKA

  1. Barbara E.,(1999), Rencana Asuhan keperawatan Medikal- Bedah Volume I, EGC, Jakarta
  2. Barbara E.,(1999), Rencana Asuhan keperawatan Medikal- Bedah Volume III, EGC, Jakarta
  3. Barbara C. long,( 1996), Perawatan Medikal Bedah : suatu pendekatan proses keperawatan, Alih bahasa Yayasan ikatan alumni pendidikan keperawatan bandung,Yayasan IAPK, Bandung
  4. Hudak & Gallo, ( 1997), Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik, EGC, Jakarta
  5. Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta.
  6. Soeparman & Sarwono W, (1998), Ilmu penyakit dalam Jilid II Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Semoga ada manfaatnya...