Simak kisah-kisah bagaimana orang - orang di bawah ini bertemu jodohnya. Bagi yang masih mencari...ini bisa jadi inspirasi!
"LOOK HOW THEY SHINE FOR YOU...
"Saya bertemu Adam di konser Coldplay di Singapura. Waktu lagu YELLOW dinyanyikan, saya tak bisa menahan tangis karena lagu itu mengingatkan saya dengan mantan yang meninggal. Tiba-tiba, ada yang menepuk bahu saya. Ketika saya mengangkat wajah, seorang pria tersenyum dan memberikan saya tisu. 'Jangan nangis dong,' katanya sambil menepuk-nepuk bahu saya. Kami makan Subway setelah konser, dan ketika saya tahu kalau kami akan naik pesawat yang sama untuk pulang ke Indonesia, I knew he's the one." - Ineke, 29 tahun.
"LET ME TAKE YOU HOME!"
"Demi flight termurah, saya terpaksa menginap di bandara Narita, Tokyo. Malam itu dingin sekali, jadi sulit sekali untuk tertidur di kursi ruang tunggu. Rasanya ingin sekali minum kopi, tapi uang Yen saya sudah habis. Maka saya duduk sendiri sambil melamun, berharap matahari lekas terbit supaya saya bisa pulang. Tapi saat itulah saya bertemu Tommy, seorang pilot maskapai penerbangan lokal yang ingin meminjam charger telpon genggam.
"Kita charger di coffee shop saja yuk, sekalian saya belikan kamu minum. Menunggu di sini sendiri kan dingin." Karena sudah tidak tahan, saya setuju saja. Akhirnya kami menghabiskan malam di dalam coffee shop, ngobrol, ngobrol, ngobrol. Dan ternyata ia adalah pilot penerbangan saya esok harinya! Maka saat matahari terbit, ia bilang begini, 'Ayo, saya antar kamu pulang.' Begitu pesawat mendarat di Jakarta, kami minum secangkir kopi lagi di bandara Soekarno Hatta, sebelum akhirnya we really went on a real date." - Tasha, 29 tahun.
"Mr. I LOVE YOUR FACE."
"Ada satu klien yang awalnya sangat saya benci, namanya Ronny. Saya sampai menyebut dia 'Mr. Make Up Your Face' saking dia selalu berubah-ubah pikiran. Tapi karena selama ini saya berbicara di telepon dengan asistennya, saya cuma kenal dia lewat email. Sampai akhirnya suatu hari, saya menunggu asistennya untuk serah terima dokumen. Eh, ternyata yang muncul malah Ronny sendiri. Saya terkejut sekali karena Ronny ini jauh dari bayangan saya. Selama ini saya pikir dia bapak-bapak tua yang cranky. Tak tahunya ia masih muda, dan penampilannya terkesan seperti dia baru saja melangkah ke luar dari iklan Hugo Boss.
'Renata ya?' tanyanya, sambil tersenyum. Saya tercekat. Ia tersenyum lagi, 'Kamu beda sekali ya ternyata aslinya.' Dan jawaban saya, 'Bapak juga, ternyata masih muda...' Saya pikir ia akan marah mendengar itu, tapi ia malah tertawa. Setelah pertemuan itu, dia mengirimkan saya email. Sama sekali tak ada hubungannya dengan pekerjaan, tapi isinya begini: 'Dinner after work?' Makan malam itu menjadi kencan pertama kami. OMG, tadinya saya benar-benar sudah putus asa lho dengan usaha pencarian suami. Tak tahunya saya bisa juga berakhir dengan pengusaha muda yang tampan sekali!" - Renata, 30 tahun.
NOTE TO SINGLE LADIES:
Mr. Right itu bisa muncul kapan saja dan di mana saja. Dan ia biasanya datang di saat yang paling tidak Anda sangka-sangka. Maka, seperti petuah fabulous lady Coco Chanel, seorang wanita tak akan pernah tahu kapan ia akan bertemu dengan 'destiny', "So, it's best to be as pretty as possible for destiny." Camkan baik-baik, ya.
"AH, SIAPA BILANG SUDAH TERLAMBAT?"
"Saya bertemu jodoh justru di saat saya sudah menyerah. Umur sudah 32 tahun, dan bahkan orang tua saya sudah pasrah. 'Ya, sudahlah, kamu tinggal saja sama mama saja sampai akhir hidup mama,' kata ibu waktu itu. Daripada makin makan hati mendengar celotehan beliau, saya pun menghabiskan gaji untuk berlibur ke Paris. Dulu saya pernah bilang pada diri sendiri, suatu saat saya akan melihat menara Eiffel dengan suami saya sambil honeymoon. Tapi berhubung saya belum 'laku', pergi sendiri sajalah.
Sesampainya di sana, saya minta tolong pada pria berwajah Asia (karena saya tidak bisa berbahasa Perancis) untuk mengambil foto saya di depan Eiffel. Eh, begini jawaban dia, 'Saya pikir cuma saya orang aneh yang mau ke menara Eiffel sendirian. Kamu juga ya?' Ternyata ia berasal dari Malaysia. Kami menikah setelah setahun berpacaran, dan kami honeymoon di...yes, Paris." - Mega, 34 tahun.
NOTE TO SINGLE LADIES:
Nikmati hidup Anda dulu, sendirian. Capai mimpi-mimpi Anda, meskipun tak ada siapa pun di sisi Anda. Tak pernah ada kata terlambat untuk jatuh cinta kok. Masalahnya, kalau Anda having fun dengan kehidupan Anda, orang lain (terutama pria) akan merasa tertarik untuk menjadi bagian dari hidup Anda. Seperti kata Lady GaGa, "Love yourself first, and the rest will follow."
"EITHER NOW OR NEVER!"
"Waktu kuliah di London, saya bertemu dengan Timothy, pria asal Filipina. Kami suka bertemu di ruangan Foreign Students Association (FSA), di mana ia menjadi ketuanya. Aduh, saya suka sekali sama dia! Rasanya saya tidak pernah suka dengan pria setampan dan sepintar itu seumur hidup saya deh. Awalnya, kami jarang bicara, tidak lebih dari 'hi' atau 'how are you?'. Tapi karena rumornya dia sudah punya kekasih, saya tidak berani berharap lebih.
Ketika saya terpilih menjadi Public Relations Officer untuk FSA, kami jadi sering ngobrol. Bahkan kadang kami suka mengadakan rapat bulanan di coffee shop dekat kampus. Setiap kali saya duduk di dekatnya, saya tak kuasa untuk tidak menatap lekat wajahnya. Setiap ia memimpin rapat dengan semua karismanya itu, kedua lutut saya rasanya lemas. Rasanya ingin sekali saya melompat ke atas pangkuannya dan berkata, 'I love you! Marry me!' Tapi tentu saja itu tidak mungkin.
Nah, dua tahun berlalu, Timothy lulus terlebih dulu. Ia mengundang ke farewell party di apartemennya, tepat sehari sebelum ia pulang ke Manila. Saya ingat sekali, saya duduk di sudut ruangan, memerhatikan Timothy tertawa-tawa dengan teman-teman kami yang lain. Kata-kata ini pun terngiang di kepala saya, 'Pamela, either now, or never. Either now, or never!' Maka saya menghampiri Timothy dan memintanya untuk bicara di balkon. Ia setuju, and there we were, berdua saja, di balkon apartemen tepat menghadap keramaian kota.
Tanpa bisa menatap mata Timothy, saya berkata pelan, 'I just want to tell you...because you're leaving tomorrow and we might never see each other again for the rest of our lives... I just want to tell you that I love you. I've loved you for a really, really long time, it's ridiculous.' Tiba-tiba, Timothy meraih dagu saya, supaya saya bisa menatap langsung ke kedua matanya. Ia tersenyum ( ya ampun, tampan sekali!), dan berkata, 'You silly girl. If you tell me this sooner, we would have a heck of a relationship throughout college.'" - Pamela, 28 tahun.
"WHAT I WANT, I GET!"
"Saya sebenarnya ngefans banget sama Ferdi semenjak saya melihat dia di TV (ia seorang model terkenal). Saya mengirimkan pesan padanya lewat Friendster, tapi tidak dibalas. Akhirnya saya memutuskan untuk menonton dia di sebuah fashion show. Saya nekad menyusup ke backstage, demi bisa melihat dia dari dekat! Sesampainya di backstage, saya tersesat. Tiba-tiba saya menabrak seseorang. Ya ampun, dia ternyata Ferdi! Saya panik, tidak tahu mau bilang apa. 'Are you lost?' tanya Ferdi. Sebelum saya bisa menjawab, ia berkata lagi, 'Well don't worry, cos I just found you.' Mendengar itu, saya tertawa terbahak-bahak. Kami berkenalan, dan dia mengajak saya makan malam. We were together ever since." - Vera, 27 tahun.
"WOULD YOU LIKE TO COMMENT?"
"Semua karena Facebook! Tadinya saya tidak tahu siapa dia. Tapi ketika saya melihat fotonya bersama dua anak kecil, saya kok jadi tersentuh, dan mendadak memberanikan diri untuk komen, "Aduh, cute banget!" Semenjak itu kami jadi sering kirim-kiriman message. Tidak telepon, tidak pakai webcam, benar-benar hanya saling message selama setahun. But I enjoyed every single word of it.
Waktu saya tanya, 'Kenapa sih kamu tidak ajak saya bertemu?' Ia terkesan ragu-ragu. Saya pun sadar ini hanya intrik dunia maya, dan saya harus melupakan dia. Setahun kemudian, tepat pada hari ulang tahun saya ke-26, ia muncul di depan pintu bersama dua anaknya! He was my first kiss, and he's the last person I'm supposed to kiss for the rest of my life." - Wida, 26 tahun.
"THANK YOU,MOM!"
"Kami dijodohkan! Waktu itu ibu saya sibuk sekali ingin mengenalkan saya dengan Faisal, seorang dokter kandungan di kota Padang. Waktu itu pikiran saya, 'Ya ampun, dokter di Padang? Masa saya nanti tinggal di Padang setelah kita menikah? Bagaimana dengan karier saya? Bagaimana dengan the girls? Mana ada gerai label favorit saya di Padang!' Tapi ibu saya cuma menjawab, 'Kok mikirnya jauh sekali? Ketemu saja dulu.' Saya menolak beberapa kali, tapi karena saya memang harus mengakui kalau saya tak kunjung mendapat pasangan, akhirnya saya setuju untuk bertemu Faisal.
Maka saya dan ibu terbang ke Padang. Sesampainya di sana, Faisal menjemput di bandara. Begitu melihat sosoknya, saya langsung tidak suka. Wajahnya biasa-biasa saja, mana kalau bicara logatnya aneh sekali. Lagi-lagi saya bilang pada ibu, 'Malu kan kalau nanti dikenalin ke teman-teman di Jakarta!' Tapi lagi-lagi, ibu bilang, 'Kok mikirnya jauh sekali...kenal orangnya saja dulu.' Dan benar, selama seminggu saya di sana, Faisal membawa jalan-jalan.
Dari cara ia bercerita, terlihat sekali kalau ia pria yang pintar dan dewasa. Ia juga sopan, perhatian sekali sama ibu saya. Bayangkan saja, ia bahkan membawakan tas ibu saya supaya ia tidak kecapaian! Dan puncaknya adalah waktu saya melihat ia bekerja. Ia charming sekali di depan semua pasien-pasiennya. Bahkan salah satu dari mereka yang dikenalkan dengan saya berkata, 'Kamu beruntung sekali punya Faisal sebagai pacar. Tangannya hebat.' Sambil menahan tawa, saya menatap mata Faisal. I fell in love, right there." - Nenny, 27 tahun.
NOTE TO SINGLE LADIES:
Be open. Jangan takut bertemu orang baru, apalagi mudah percaya dengan omongan, "Bertemu pasangan lewat dunia maya itu lame!" Belum tentu lho! The point is, you have to be open-minded. Karena kalau Anda tidak "terbuka", bagaimana cinta mau masuk?
"SO, IT'S YOU"
"Rizky itu pacar saya ke....errr, 25? Saya ini orangnya mudah bosan. Kalau sudah masuk ke fase-fase 'datar' dan 'itu-itu saja', saya pasti langsung menyerah dan minta putus. Rasanya tak ada pria yang bertahan lebih dari setahun dalam hidup saya, kecuali Rizky....karena ia adalah sahabat saya sejak SD.
Masalahnya, saya tidak pernah menyangka saya akan pacaran sama dia. Karena dia, of all people, sudah tahu kebiasaan saya yang suka gonta-ganti pacar ini, belum lagi mood saya yang naik turun seperti roller coaster. Bahkan Rizky sendiri pernah bilang, 'Kamu akan berakhir sendirian, karena tidak ada lagi pria yang bisa tahan sama kamu. You're so childish.' Wajar sih kalau dia berkata begitu. Rizky itu orang yang saya suruh datang ke rumah jam 3 pagi untuk bawa fast food kalau saya sedang patah hati.
Rizky itu orang yang saya hubungi pertama kali kalau saya stuck di kantor, dan tiba-tiba saya datang bulan dan butuh pembalut. Nah, 24 mantan pacar kemudian, saya dan Rizky baru pulang dari pernikahan salah satu sahabat saya. Saya bilang sama Rizky, 'Gawat nih, semua sahabat aku sudah nikah. Untung masih ada kamu Riz.' Rizky menatap saya dan bilang, 'Ya sudah, kalau begitu kenapa kita tidak nikah?' Sumpah, saya pikir Rizky bercanda. Tapi nyatanya, ia serius! Dan sekarang saya bisa bilang pada semua orang kalau.... I married my best friend." - Renata, 27 tahun.
"KALI INI, IA NYATA"
"Saya pertama lihat wajahnya di salah satu foto sahabat saya (Ratih) di Facebook. Waktu saya tanya teman saya tentang pria ini, teman saya menjawab, 'Lupa, kayanya dia temannya siapa deh....tidak sengaja foto bareng.' Gilanya, saya setiap hari kembali pada foto ini cuma untuk melihat wajahnya berulang-ulang! Sampai akhirnya, saya print foto tersebut dan saya tempel di layar PC kantor supaya saya bisa lihat dia setiap hari. Pria yang saya tidak tahu identitasnya sama sekali!
Suatu hari, saya sedang makan siang di restoran bersama Ratih. Saat mencari waiter, saya melihat pria ini! Saya yakin sekali itu dia, karena setiap hari kan saya melihat fotonya. Ketika saya menyampaikan pada Ratih, ia kontan berdiri dan menghampiri pria itu. Saya tidak berani melihat, tapi tak lama, pria itu sudah berdiri di depan saya. "Nih, dia terobsesi banget sama senyum kamu," kata Ratih. Lalu...pria ini tersenyum. This time, the smile is real! Kami berkenalan. Namanya Nando, ia seorang wartawan otomotif, dan sampai sekarang...he's my soulmate." - Febri, 26 tahun.
NOTE TO SINGLE LADIES:
Memang lebih mudah mendengar "suara kepala" daripada kata hati. William Parish (MEET JOE BLACK) mengatakannya dengan baik, "And how do you find him? Forget your head and listen to your heart. Run the risk, if you get hurt, you'll come back." Good luck.
0 comments:
Post a Comment