Sunday, December 23, 2012

Enam Mitos Medis Yang Bisa Membunuh

peralatan medis

Kesalahan memberikan informasi kesehatan yang kurang akurat seringkali dipercayai oleh banyak orang dan di telang secara mentah-mentah oleh masyarakat, padahal itu cuma mitos. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada tubuh yang diklaim oleh ilmuan kesehatan.

Budaya populer saat ini begitu sarat dengan mitos dan teori yang masih diragukan kebenarannya. Padahal kebanyakan mitos medis tak berbahaya seperti yang dikira. Bahkan para dokter pun mempercayai mitos medis. 

Para ahli pun sangat mencemaskan hal ini, karena mereka tahu bahwa para dokter memercayai hal-hal ini, lalu meneruskannya ke pasien mereka dan kekeliruan pun ini berulang kali disiarkan di media.

Adapun enam mitos medis berbahaya bagi kesehatan manusia yang selama ini dipercayai oleh banyak orang, yang di kutip dari BBC.co.uk

Mitos pertama: orang Tipis hidup lebih lama. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa sejumlah kecil berat badan efek positif pada tubuh manusia. Selain itu ditemukan bahwa orang dengan berat badan lahir rendah berada pada risiko kematian lebih dari tujuh puluh persen, dibandingkan pada mereka dengan berat badan optimal.  

Mitos kedua: makanan berlemak berbahaya. Padahal, tidak semua lemak buruk bagi tubuh manusia. Sebagai contoh, selama penelitian itu ditemukan bahwa margarin adalah produk yang lebih berbahaya daripada mentega.

Mitos ketiga: garam berbahaya bagi kesehatan manusia. Bahkan, tingkat asupan garam tidak berpengaruh pada rentang hidup.

Mitos Keempat: penggunaan telur dalam makanan menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh manusia. Dalam sebuah percobaan yang makan telur setiap hari selama enam hari tanpa efek yang merugikan pada tubuh manusia.

Mitos Kelima: Cokelat tidak baik untuk tubuh manusia. Bahkan, produk makanan ini mengandung sejumlah besar antioksidan alami dan umumnya memiliki dampak positif pada tubuh manusia. Oleh karena itu perlu di moderasi untuk menggunakannya.

Mitos keenam: diperlukan untuk menghindari sinar matahari. Padahal tubuh memerlukan vitamin D dan kekurangan vitamin D pemicu kanker kulit.

0 comments:

Post a Comment