Thursday, November 15, 2012

Pembasmi Nyamuk Ramah Lingkungan

November hingga Februari dikenal sebagai periode meningkatnya jumlah kasus demam berdarah. Hujan yang turun pada periode tersebut menimbulkan genangan - genangan air yang menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti, hewan penyebar (vektor) demam berdarah. Untuk itu, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan RI Rita Kusriastuti mengingatkan masyarakat agar waspada.


"Peran aktif masyarakat dalam melakukan 3M plus sangat penting dalam mencegah demam berdarah," ujarnya dalam diskusi bertema Kewaspadaan akan demam berdarah pada saat memasuki musim hujan, yang diselenggarakan perusahaan farmasi Mahakam Beta Farma, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Yang dimaksud 3M plus ialah menguras bak penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan. Adapun tindakan 'plus' ialah mencegah larva berkembang biak. Contoh tindakannya antara lain mengeringkan semua barang bekas yang dapat menampung air, memelihara ikan di kolam atau akuarium, dan membubuhkan larvasida pada tempat yang sulit untuk dikuras.

Terkait dengan pemberantasan nyamuk demam berdarah, Rita menjelaskan Kementerian Kesehatan aktif melaksanakan program Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) dengan tujuan mengurangi habitat perkembangbiakan nyamuk, menurunkan kepadatan populasi nyamuk, dan mengurangi kontak manusia dengan vektor itu. "Melalui pelaksanaan PVT, diharapkan penyakit yang ditularkan vektor dapat dikendalikan dengan rasional, efektif dan efisien."

Banyak cara dapat dilakukan dalam PVT, diantaranya menggunakan pembasmi larva atau jentik-jentik nyamuk (larvasida) yang efektif. Tentu saja larvasida itu harus aman bagi manusia dan makhluk hidup lain serta ramah lingkungan. Untuk itu, pembasmi larva yang terbuat dari bahan alami , atau biasa disebut biolarvasida, bisa menjadi pilihan ideal.

Pakar dari perusahaan farmasi asal Kuba Labofam, Luis Martinez, mengatakan sejumlah negara yang memiliki tingkat endemi demam berdarah tinggi kerap menggunakan kombinasi biolarvasida dalam program PVT. "Contohnya biolarvasida yang dikenal dengan nama Bactivec, selain efektif, juga ramah ramah lingkungan," jelas Martinez.

Akan tetapi, lanjut Martinez, yang juga tak boleh dilupakan ialah perubahan perilaku masyarakat. Menurutnya, perilaku yang mendukung pencegahan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti merupakan kunci keberhasilan suatu program pengendalian demam berdarah.

0 comments:

Post a Comment