Friday, December 7, 2012

Orang Kaya Lebih Mungkin Mengatasi Depresi

uang pecahan 100000
Uang Kertas Rp.100.000

Uang tidak membeli kebahagiaan, tapi uang benar-benar membantu untuk menghindari efek negatif dari stres dan ketidakbahagiaan. Penelitian terbaru dari menemukan bahwa orang-orang kaya yang berada dalam stres konstan, hidup lebih lama daripada orang miskin, dalam menghadapi paparan stres. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dari kemiskinan dan stres semacam bom bagi tubuh.

Para ahli dari University College London telah mengkonfirmasi bahwa itu adalah dalam kategori ini orang yang sangat tinggi angka kematian, jauh lebih tinggi daripada jika dua faktor, stres dan kemiskinan, datang secara terpisah.

Bahkan, sudah diketahui bahwa stres dan kemiskinan tidak kondusif untuk umur panjang. Namun studi baru ini bertujuan untuk mempelajari kombinasi stres dan pendapatan berikut : rendah, menengah, dan tinggi. Studi ini tidak menentukan berapa lama seseorang dapat hidup dalam stres, menjadi kaya atau miskin, dan masih belum jelas mengapa orang-orang kaya dapat mentolerir stres daripada orang miskin. Selain itu tidak ditemukan hubungan sebab akibat. Tapi satu hal yang pasti: orang kaya, bahkan di bawah stres, mampu hidup lebih lama.

Para ahli studi memeriksa database lebih dari 66.500 orang yang lebih tua dari 35 tahun dalam rentang waktu 1994-2004. Peserta ditanya tentang di mana mereka bekerja dan apa posisi yang ditempati dalam jangka waktu ini, dan apakah mereka mendatangkan gejala kecemasan atau depresi.

Menurut beberapa ahli, orang miskin jauh lebih mampu mengatasi stres. Sebagai contoh, jika mobil orang kaya mogok, ia akan membeli lagi atau memperbaikinya dengan cepat, tetapi untuk orang miskin itu akan menjadi tantangan nyata.


Refresh, Foto tenda penambang emas di Desa Wabloi, Kabupaten Buru
Lokasi tambang emas di desa wabloi

0 comments:

Post a Comment