Ilustrasi Mahasiswi (foto :fashionhighclass.com) |
Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa pria rata-rata berbohong tiga kali dalam sehari, atau 1.092 kali setahun dan seorang wanita dua kali sehari, atau 728 kali setahun. Dosa yang sering di perbuat pria dan wanita, yaitu suka berhobong kepada ibu mereka : 25% pria dan 20% wanita
Sekarang ilmuan menemukan sisi negatif lain dari pria, mereka menemukan bahwa ilmuan pria (mahasiswa) lebih mungkin untuk melanggar aturan: mereka menyumbang 149 kasus penipuan (65%). Dengan demikian, semakin tinggi status keilmuwan, semakin tinggi proporsi pelaku laki-laki. Pria pelaku curang ini di antaranya seperti dosen dan guru.
Ilmuwan University of Washington mengatakan bahwa mahasiswi merupakan orang yang paling jujur bila di bandingkan dengan pria. Para pria ini di duga telah menggunakan trik yang tidak bermoral dalam menyelesaikan studi mereka.
Tim penelitian dipimpin Ferri Fang dari University of Washington menganalisis 228 pelanggaran yang dilakukan sejak tahun 1994 dan dicatat oleh Agency US untuk memeriksa kualitas hasil karya ilmiah. Di antara pelanggaran adalah kasus penipuan, pemalsuan data dan plagiarisme.
Para penulis percaya bahwa mahasiswa pascasarjana dan ilmuwan muda akan lebih rentan terhadap perilaku berisiko, tetapi hipotesis ini tidak dikonfirmasi. Hanya 40% dari pelanggaran adalah peneliti muda yang bertanggung jawab, sisanya jatuh ke profesor, dosen dan peneliti senior.
"Kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa perempuan melanggar aturan sesering pria, tetapi mereka jauh lebih kecil kemungkinannya untuk tertangkap" - Klaim ilmuan Washington.
0 comments:
Post a Comment