Wednesday, December 21, 2011

Dicemooh Kaum Pria, Wanita ini Menggapai Sukses

Mary Kay Inc. adalah perusahaan kosmetik besar di Amerika. Tahun 2010 mencapai total penjualan 2,5 Milyar US Dollar seluas dunia. Perusahaan ini juga memperoleh reputasi penuh pujian karena menjadi salah satu pelopor “tidak melakukan uji laboratorium pada hewan (animal testing)” sejak tahun 1989.

Namun, berapa banyak orang tahu kesuksesan tersebut berawal dari kisah Mary Kay Ash (12 Mei 1918 – 22 November 2001) yang bangkit setelah “terjegal” dominasi kaum pria? Ya, seperti mengutip slogan Kartini, “Habis gelap terbitlah terang,” demikian pula Mary Kay berhasil keluar dari kebuntuan karirnya.

Foto: truactionflix.com

Sebenarnya, Mary Kay Ash lumayan sukses di awal karirnya sebagai marketing  di beberapa perusahaan dari tahun 1930 sampai awal 1960-an. Dia berhasil menaiki tangga perusahaan untuk menjadi satu-satunya wanita di dewan direksi Perusahaan World Gift Company – cukup jarang kaum wanita bisa berkarir di era 50-an.

Sayangnya, dia tidak dianggap serius oleh rekan-rekan laki-lakinya. Dalam rapat dewan, pendapat dan sarannya selalu diabaikan, bahkan ditertawakan. Anggota dewan laki-laki selalu mengejeknya dengan sindirian, "berpikir seperti seorang wanita."

Karena gaya penjualan Mary Kay hampir seluruhnya bergaya perempuan, ia menjadi frustasi dan pensiun dini pada tahun 1963.

Niatnya saat keluar, ia ingin menulis sebuah buku untuk membantu perempuan dalam bisnis didominasi laki-laki.

Menemukan “Sesuatu Banget”

Suatu hari, Mary duduk di meja dapur. Ia membuat dua daftar: satu daftar adalah semua hal yang baik yang telah dilihatnya di perusahaan tempat ia bekerja, dan daftar lainnya adalah semua hal yang dia pikir dapat ditingkatkan.

Ketika dia membaca kembali daftar, ia menyadari bahwa apa yang dia di depannya adalah rencana pemasaran untuk perusahaan idealnya. Hanya dalam empat minggu, daftarnya telah menjadi rencana bisnis besar. Pensiun berakhir...

 
Foto: hwbc.org

Ironisnya, Baik akuntan dan pengacaranya melakukan berbagai upaya untuk mencegahnya membangun usaha baru, dan memperingatkan bahwa ia akan membuang uang pada usaha ini.

Tapi Mary Kay sudah cukup mendengar semua kaum pria mengatakan hal yang sama selama ia bekerja sebelumnya.

Ia tak pedulikan lagi “larangan-larangan” tersebut. Mungkin, hanya suaminya yang sangat mendukung. Dengan bantuannya, Mary Kay mulai mengembangkan produk kosmetik.

Ia pun segera merancang segalanya. Mulai menulis materi promosi, logo, desain kemasan, hingga merekrut tenaga penjualan perempuannya.

Namun, hatinya kembali galau ketika suaminya meninggal karena serangan jantung. Wanita lain mungkin akan menjatuhkan rencananya, atau setidaknya menunda usaha yang baru dibangun.

Tapi Mary meminta bantuan anaknya, Richard Rogers untuk meluncurkan bisnis baru tersebut dengan segera.

September 1963, dimulai dengan sebuah toko di Dallas dan investasi sebesar  5.000 US Dollar, Mary Kay Cosmetics memperoleh hampir 200.000 US Dollar dalam tahun pertama - empat kali lipat jumlah itu pada tahun kedua. Ketika Mary Kay mengambil perusahaan publik di tahun 1968, penjualan telah naik menjadi lebih dari 10 juta US Dollar.


Motonya: Keseimbangan

Apakah moto perusahaan Mary Kay? "Pertama Tuhan, kedua keluarga, ketiga karir." Walah, menggunakan semangat ini dalam bisnis benar-benar tak masuk akal. Mengapa tidak “uang adalah segalanya?”

Tapi ia memahami kebutuhan perempuan untuk memiliki keseimbangan dalam hidup mereka, dan ia berkomitmen untuk menyediakan kesempatan tak terbatas bagi keberhasilan perempuan yang seutuhnya.

Mary Kay akhirnya juga berhasil menulis tiga buku, yang semuanya menjadi best-seller. Model bisnisnya diajarkan di Harvard Business School. Dia menerima banyak penghargaan, termasuk Horatio Alger Award. Majalah Fortune menyebutkan: Mary Kay Cosmetics sebagai salah satu dari Sepuluh Perusahaan Terbaik untuk Wanita, serta sebagai salah satu dari 100 Perusahaan Terbaik untuk Bekerja di Amerika.

Pada saat kematiannya pada tahun 2001, Mary Kay Cosmetics memiliki 800.000 konsultan kecantikan independen di 37 negara, dengan total penjualan tahunan lebih dari dua miliar dolar. So, jangan pernah meremehkan kekuatan seorang wanita!
Note: Menyambut Hari Ibu 22 Desember: Thanks to Mom all over the world.

sumber

0 comments:

Post a Comment