Download Askep kapukonline.com Update Askep | Asuhan Keperawatan Penyakit Paru Asma
PENGERTIAN ASMA
- Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spasme akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus. (Huddak & Gallo,
- Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.(Smeltzer, 2002 : 611)
- Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)
PENYEBAB ASMA
- Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
- Reaksi antigen-antibodi
- Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
- Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
- Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
- Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
- Iritan : kimia
- Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
- Emosional : takut, cemas dan tegang
- Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus. (Suriadi, 2001 : 7)
TANDA DAN GEJALA ASMA
- Stadium dini
- Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
- Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
- Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
- Whezing belum ada
- Belum ada kelainan bentuk thorak
- Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
- BGA belum patologis
- Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan
- Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
- Whezing
- Ronchi basah bila terdapat hipersekres
- Penurunan tekanan parsial O2
- Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
- Stadium lanjut/kronik
- Batuk, ronchi
- Sesak nafas berat dan dada seolah–olah tertekan
- Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
- Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
- Thorak seperti barel chest
- Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
- Sianosis
- BGA Pa O2 kurang dari 80%
- Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri
- Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik (Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)
PATOFISIOLOGI / PATHWAYS ASMA
Download Pathway Asma Via Ziddu
TANDA DAN GEJALA ASMA
- Bising mengi (wheezing) yang terdengar dengan/tanpa stetoskop
- Batuk produktif, sering pada malam hari
- Nafas atau dada seperti tertekan, ekspirasi memanjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG ASMA
- Spirometri
- Uji provokasi bronkus
- Pemeriksaan sputum
- Pemeriksaan cosinofit total
- Uji kulit
- Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
- Foto dada
- Analisis gas darah
PENGKAJIAN ASMA
- Awitan distres pernafasan tiba-tiba
- Perpanjangan ekspirasi mengi
- Penggunaan otot-otot aksesori
- Perpendekan periode inpirasi
- Sesak nafas
- Restraksi interkostral dan esternal
- Krekels
- Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar
- Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan
- Diaforesis
- Distensi vena leher
- Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku
- Batuk keras, kering : batuk produktif sulit
- Perubahan tingkat kesadaran
- Hipokria
- Hipotensi
- Pulsus paradoksus >10 mm
- Dehidrasi
- Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL PADA ASKEP ASMA
- Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkospasme : peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental : penurunan energi/kelemahan
- Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoli
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan oral
- Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi/tidak mengenal sumber informasi
INTERVENSI KEPERAWATAN ASKEP ASMA
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
- Tujuan :
- Bersihan jalan nafas efektif
- Kriteria Hasil :
- Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas
- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas mis : batuk efektif dan mengeluarkan sekret
- Intervensi :
- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki
- Kaji/pantau frekuensi pernafasan
- Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres pernafasan, penggunaan otot bantu
- Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur
- Pertahankan polusi lingkungan minimum
- Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
- Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
- Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan memberikan air hangat, anjurkan masukkan cairan sebagai ganti makanan
- Berikan obat sesuai indikas
- Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada
- Tujuan :
Kerusakan pertukaran gas
- Tujuan :
- Pertukaran gas efektie dan adekuat
- Kriteria Hasil :
- Menunjukkan perbaikan vertilasi dan oksigen jaringan adekuat dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernafasan
- Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan /situasi
- Intervensi :
- Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir, ketidak mampuan bicara / berbincang
- Tinggikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir sesuai kebutuhan / toleransi individu.
- Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.
- Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan / bunyi tambahan.
- Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan.
- Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.
- Awasi tanda vital dan irama jantung.
- Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri
- Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien.
- Tujuan :
Perubahan nutrisi kurang dari tubuh
- Tujuan :
- Kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Kriteria Hasil :
- Menunjukan peningkatan Berat Badan
- Menunjukan perilaku / perubahan pada hidup untuk meningkatkan dan / mempertahanka berat yang tepat.
- Intervensi :
- Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat kesulitan makan, evaluasi Berat Badan.
- Auskultasi bunyi usus.
- Berikan perawatan oral sering, buang sekret.
- Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan berikan makan porsi kecil tapi sering.
- Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
- Hindari maknan yang sangat panas / dingin.
- Timbang BB sesuai induikasi
- Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : albumin serum.
- Tujuan :
Kurang pengetahuan
- Tujuan :
- Pengetahuan meningkat
- Kriteria Hasil :
- Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan.
- Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses penyakit dan menghubung dengan faktor penyebab.
- Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam program pengobatan.
- Intervensi:
- Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga
- Instrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif.
- Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan reaksi yang tidak diinginkan
- Beritahu tehnik pengguanaan inhaler ct : cara memegang, interval semprotan, cara membersihkan.
- Tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi
- Beritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti merokok pada klien atau orang terdekat
- Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas
- Tujuan :
DAFTAR PUSTAKA
- Arif Mansyoer (1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius. FKUI. Jakarta.
- Doenges, EM (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.
- Heru Sundaru (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta.
- Hudack & gallo (1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.
- Tucker, SM (1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.
0 comments:
Post a Comment