Wednesday, October 26, 2011

Salju Abadi Di Gunung Himalaya Mencair

Peningkatan temperatur secara tajam yang dipicu oleh pemanasan global membuat gletser (timbunan salju abadi yang luas) di Himalaya China mencair. Pelumeran gletser ini akan yang mengancam habitat, pariwisata dan pembangiman ekonomi di negara itu.


 Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil studi mendalam, yang kemudian hasilnya dipublikasikan di jurnal Environmental Research Letters, terbitan London, Inggris, hari Selasa (25/10). Berdasarkan studi terhadap lll stasiun cuaca yang tersebar di seluruh China barat-daya, 77 persen memperlihatkan peningkatan temperatur secara mencolok antara tahun 1961 sampai 2008. Di 14 stasiun pemantau pada ketinggian 4.000 meter dan permukaan laut, lonjakan temperatur pada masa ini ialah 1,73 derajat Celsius, rata-rata dua kali peningkatan global selama abad terakhir.

 Para peneliti yang dipimpin Li Zhongxing dari Chinese Academy of Sciences mengidentiļ¬kasi tiga perubahan yang terjadi pada gunung es yang dapat disebabkan, setidaknya sebagian, oleh kecenderungan pemanasan global yang terus terjadi. Banyak gletser yang dipelajari memperlihatkan “penurunan drastis” serta kehilangan massa dalam jumlah besar. Sebanyak 999 gletser di lembah Sungai Pengqu, misalnya, telah kehilangan wilayah gabungan 131 kilometer persegi selama dua dasawarsa, dari tahun 1980 sampai 2001.

 Studi tersebut juga memperlihatkan bahwa ukuran danau di gletser yang menerima aliran massa es yang mencair telah bertambah. “Dampak dan perubahan ini jauh lebih serius dibandingkan dengan sekadar mengubah bentuk tanah,” demikian peringatan para peneliti itu. “Gletser adalah bagian terpadu dari ribuan tahun usia ekosistem, dan memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup umat manusia," katanya. Secara keseluruhan, China memiliki 23.488 gletser, yang mencakup daerah seluas 29.523 kilometer persegi di seluruh Pegunungan Himalaya dan di Pegunungan Nyainqtanglha, Tanggula serta Hengduan. Peningkatan temperatur udara yang terus terjadi akan makin mengurangi jumlah gletser yang kemudian akan berdampak pada kerusakan habitat.

Binatang dan tumbuhan yang terkait dengan kondisi gletser akan mati. Dampak berikutnya adalah bisnis pariwisata akan terpukul karena makin sedikit wisatawan yang berkunjung ke China. Dampak ekologis yang juga tak kalah dahsyat adalah peningkatan air di sungai-sungai yang menjadi saluran bagi air dari pencairan lapisan salju digunung itu, yang akan memicu banjir besar. Banjir besar tentulah akan mengacaukan perekonomian, terlebih jika melanda daerah-daerah industri dan lumbung pangan.

0 comments:

Post a Comment