Wednesday, September 21, 2011

Proses Keperawatan Edisi 2 : Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik

Posting Proses Keperawatan Edisi 2 : Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik ini kelanjutan dari posting sebelumnya ( Baca : Proses keperawatan Edisi 1 ) dan berlanjut dengan postingan ( Baca : Proses Keperawatan Edisi 3 : Intervensi Keperawatan dan PROSES KEPERAWATAN EDISI 2 )

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik termasuk sebagai bagian dari proses pengumpulan data. Perawat harus waspada terhadap hasil pemeriksaan signifikan yang membutuhkan pelaporan pada dokter dan/atau melakukan intervensi keperawatan khusus. Beberapa pemeriksaan digunakan untuk mendiagnosa penyakit, sementara yang lainnya sangat berguna dalam mengikuti perjalanan penyakit atau penyesuaian terapi.

Pada banyak kasus, hubungan antara pemeriksaan dengan patofisiologi penyakit cukup jelas, tetapi pada kasus lainnya tidak jelas. Hal ini merupakan  interelasi antara berbagai organ dan sistem tubuh. Interprestasi dari hasil pemeriksaan diagnostik harus terintegrasi dengan riwayat kesehatan serta temuan-temuan fisik.

Prioritas Keperawatan

Dalam blog ini, prioritas keperawatan dituliskan dalam urutan tertentu untuk memudahkan pengurutan diagnosa keperawatan berkaitan yang dipilih yang tersaji dalam pedoman rencana perawatan. Pada situasi pasien tertentu, prioritas perawatan berbeda berdasarkan kebutuhan khusus pasien dan dapat beragam dari menit ke menit. Diagnosa perawatan yang merupakan prioritas hari ini mungkin menjadi kurang prioritas keesokan harinya tergantung pada fluktuasi kondisi fisik dan psikososial pasien atau respons perubahan pasien terhadap kondisi yang ada.

Contoh prioritas keperawatan untuk pasien dengan diagnosa hipertensi berta dapat meliputi:

  1. Mempertahankan/meningkatkan fungsi kardiovaskuler
  2. Mencegah komplikasi
  3. Memberikan informasi tentang proses penyakit, prognosis, dan program pengobatan
  4. Mendukung secara aktif kontrolpasien terhadap kondisi

Tujuan Pemulangan

Manakala prioritas keperawatan telah ditentukan, tahap berikutnya adalah menetapkan tujuan pengobatan. Dalam blog ini setiap kondisi medis mempunyai tujuan pemulangan yang ditetapkan, yang dinyatakan secara luas dan mencerminkan status umum yang diinginkan oleh pasien pada saat pulang atau dipindahkan.

Suatu contoh tujuan saat pulang untuk pasien dengan hipertensi berat meliputi:

  1. Tekanan darah dalam batas yang dapat diterima untuk individu
  2. Komplikasi kardiovaskuler dan sistemik dapat dicegah/diminimalkan
  3. Proses penyakit / prognosis dan regimen terapi dapat dipahami
  4. Perubahan gaya hidup / perilaku yang diperlukan telah dilakukan

Diagnosa Keperawatan (Identifikasi Masalah)

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan, mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respons terhadap masalah aktual atau resiko tinggi. Label diagnosa keparawatan

Definisi Kerja Diagnosa Keperawatan NANDA

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tetntang respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/prioritas kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat.

Terdapat beberapa langkah yang tercakup dalam proses identifikasi masalah. Dengan mengintegrasikan langkah-langkah ini memberikan pendekatan sistemik untuk mengidentifikasi  diagnosa keparawatan secara akurat.

  1. Pengumpulan data dasar pasien (wawancara keperawatan, pengkajian fisik serta Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik) disertai dengan informasi yang dikumpulkan oleh pemberi asuhan kesehatan.
  2. Menelaah dan menganalisa data pasien
  3. Mensintesis data pasien yang telah dikumpulkan sebagai satu kesatuan kemudian memberi label penilaian klinis anda tentang respons pasien terhadap masalah-masalah aktual atau resiko tinggi.
  4. Membandingkan dan membedakan hubungan antara penilaian klinis anda terhadap catatan faktor-faktor yang berhubungan dan batasan karakteristik NANDA untuk diagnosa keperawatan tertentu. Tahap ini penting untuk memilih label diagnosa keperawatan yang sesuai untuk digunakan dalam membuat pernyataan diagnostik spesifik pasien.
  5. Menggabungkan diagnosa keperawatan dengan faktor-faktor yang berhubungan dan batasan karakteristik untuk membuat pernyataan diagnostik pasien. Sebagai contoh, pernyataan diagnostik untuk pasien paraplegi dengan ulkus dekubitus dapat dibaca: Integritas Kulit, kerusakan, yang berhubungan dengan tekanan, kerusakan sirkulasi, dan penurunan sensasi yang dibuktikan oleh luka basah, area sakral.

Diagnosa keperawatan adalah setepat data yang ada karena ditunjang oleh data terbaru yang dikumpulkan. Diagnosa keperawatan ini mencatat bagaimana situasi pasien saat itu, dan harus mencerminkan perubahan yang terjadi pada kondisi pasien. Identifikasi masalah dan penetuan diagnostik yang akurat memberikan dasar untuk memilih intervensi keperawatan.

Diagnosa keperawatan dapat berupa respon fisik atau psikososial. Diagnosa keperawatan fisik dapat mencakup hal-hal yang berkaitan dengan proses-proses fisik, seperti sirkulasi (Perubahan Perfusi Jaringan); ventilasi (Kerusakan Pertukaran Ga); dan eliminasi (Konstipasi). Diagnosa keperawatan psikososial dapat mencakup hal-hal yang berkaitan dengan pikiran (Perubahan Proses Pikir); emosi (Ketakutan); atau gaya hidup/berhubungan (Perubahan Kinerja Peran).

Tidak seperti diagnosa medik, diagnosa keperawatan berubah sesuai dengan kemajuan pasien melalui berbagai tahapan penyakit/maladaptasi untuk penyelesaian masalah atau kesimpulan dari suatu kondisi. Setiap keputusan yang dibuat, perawata adalah ketergantungan terhadap waktu dan dengan tambahan informasi yang dikumpulkan pada waktu berikutnya, dapat mengubah keputusan,.

Sebagai contoh, masalah/kebutuhan awal untuk pasien yang menjalani bedah jantung dapat berupa Nyeri, Curah Jantung, Bersihan Jalan Nafas, dan Resiko Tinggi untuk terjadinya Infeksi. Sejalan dengan kemajuan pasien, masalah/kebutuhan akan berubah menjadi Intoleransi Aktivitas, Kurang Pengetahuan, dan Kinerja Peran.

Posting ini berlanjut Proses Keperawatan Edisi 3

0 comments:

Post a Comment